Mungkin banyak yang meyakini bahwa cukup mustahil untuk terkena diabetes di usia remaja. Hal tersebut disebabkan karena usia remaja dianggap sebagai usia yang dimana kondisi kesehatan masih dalam keadaan terbaik. Ditambah lagi minimnya literasi terkait bagaimana ciri-ciri diabetes pada remaja.
Sedangkan faktanya, banyak sekali hasil riset yang menunjukkan bahwa usia remaja juga bisa terkena diabetes, sama halnya dengan mereka yang berusia 40 tahun ke atas.
Seperti data yang diambil dari International Diabetes Federation (IDF), penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2021 meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Bahkan, diperkirakan akan mencapai 28,57 juta jiwa pada tahun 2045 atau lebih besar 47% dibandingkan dengan jumlah yang ada di tahun 2021 (19,47 juta).
Berdasarkan data dari Good Stats, menunjukkan bahwa di usia anak-anak hingga remaja awal (usia remaja menurut WHO: 12-21 tahun) memiliki angka yang mengejutkan. Data dari diagram dalam usia pasien diabetes kelompok anak-anak; sebanyak 19% pada usia 0-4 tahun, 32.05% pada usia 5-9 tahun, 46.23% pada 10-14 tahun, 3% pada usia lebih dari 14 tahun.
Selain itu, ada juga sumber dari “data Indonesia” menunjukkan bahwa sebanyak 19,5 juta jiwa di usia 20-79 tahun mengalami diabetes di tahun 2021. Dari data tersebut tidak menutup kemungkinan juga bisa bertambah terlebih pada usia remaja 12-21 tahunan, banyak jajanan atau minuman yang mereka konsumsi setiap hari dan memiliki rasa manis. Tidak jarang dari mereka juga enggan melakukan aktivitas fisik yang berakibat tingginya risiko terkena penyakit diabetes.
Baca juga : Penyakit Diabetes Melitus – Gejala, Penyebab, dan Penanganan
Beberapa ciri-ciri diabetes pada remaja
Meskipun di usia anak-anak, remaja, dan dewasa memiliki ciri yang hampir sama pada diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2, tapi ada sedikit perbedaannya. Penderita diabetes tipe 1 akan mengalami berat badan yang turun secara drastis meskipun tidak menjalankan diet.
Pada umumnya beberapa ciri-ciri ini jadi tanda diabetes pada seseorang yang berusia remaja:
- Mudah lapar
- Mudah haus
- Pandangan mata kabur/melihat tidak jelas
- Otot-otot terasa lemah
- Mudah merasa lelah
- Perubahan suasana hati (mood swing) dengan tiba-tiba
- Jumlah urin saat kencing/buang air kecil meningkat
- Saat terluka, perlu waktu yang lama untuk sembuh atau kering
Jika ditelusuri secara jauh, saat ini ciri-ciri ini mudah sekali ditemukan pada seseorang yang mempunyai kebiasaan yang “merusak” diri sendiri. Contohnya seperti mengikuti trend konsumsi makanan yang mungkin tidak bergizi, bermain gadget setiap hari tanpa olahraga sama sekali, dan lain sebagainya.
Faktor seseorang bisa terkena diabetes di usia remaja
Beberapa faktor inilah yang menjadikan seseorang bisa terkena diabetes, seperti yang ada di bawah ini:
1. Faktor genetik atau keturunan
Meskipun ini bukan satu-satunya alasan, tapi jika seseorang memiliki orangtua yang sudah mengidap diabetes, maka akan berisiko terkena diabetes sebesar 70%.
Cukup besar pengaruhnya bagi anak yang memiliki orang tua dengan riwayat diabetes. Pada kondisi ini anak hanya mampu untuk menjaga kesehatannya dan berjuang untuk mendapatkan remisi diabetes, meskipun tetap perlu menjaga pola hidupnya.
2. Pola hidup yang tidak sehat
Saat masih remaja sering kali seseorang berpikir bahwa dirinya sehat sehingga bebas untuk konsumsi junk food, minum minuman kemasan berperisa, begadang tiap malam, dan lain sebagainya.
Meski terlihat biasa, namun beberapa organ di tubuh, seperti pankreas dan sebagainya, lama kelamaan tidak akan kuat dengan kebiasaan yang buruk ini. Pada akhirnya organ pankreas akan melemas dan tidak mampu menghasilkan insulin seperti seharusnya, sehingga timbul lah penyakit diabetes melitus.
3. Mempunyai kebiasaan merokok
Merokok di kalangan remaja usia 17-21 tahun sering dianggap keren. Namun pada akhirnya penyesalan datang ketika beberapa masalah di tubuh datang, salah satunya masuknya nikotin di dalam tubuh.
Nikotin yang selalu masuk ke tubuh setiap hari akan membuat kinerja hormon insulin melemah. Alhasil, gula/glukosa dari makanan yang kita konsumsi tidak bisa diproses dengan baik sehingga gula darah menjadi tinggi.
Pada akhirnya remaja ini bisa punya peluang terkena prediabetes hingga diabetes melitus, hanya karena menghirup asap rokok setiap hari.
4. Kurang olahraga
Ketika seseorang terlalu banyak makan tanpa melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, maka tubuh akan mengalami masalah pada bagian organ pankreas dan dapat memperlambat metabolisme tubuh.
Sehingga, salah satu dampaknya adalah dapat menyebabkan obesitas dan pada akhirnya berujung ke penyakit diabetes melitus.
Cara kelola dan cegah diabetes
Berbagai data telah menunjukkan bahwa diabetes dapat mengintai siapapun, termasuk mereka yang berusia remaja. Untuk itu, kita bisa mencegahnya ataupun mengelolanya dengan beberapa cara seperti di bawah ini:
1. Jaga pola makan
Bisa dimulai dari yang paling mudah, seperti pola makan yang tidak sembarangan. Terlebih lagi jika bisa memulai dengan konsumsi makanan yang sehat seperti “real food” serta meminimalisir masakan yang mengandung pengawet.
2. Melakukan aktivitas fisik rutin
Aktivitas fisik seperti olahraga mesti dilakukan, minimal 30 menit sehari atau 150 menit dalam seminggu. Tujuannya agar makanan yang dikonsumsi bisa diolah secara optimal dan tidak menjadi tumpukan lemak saja.
3. Minta dukungan keluarga
Keluarga perlu tahu ketika ingin mulai melakukan program pencegahan diabetes. Ketika keluarga tahu, maka mereka akan menyiapkan atau menemani ketika lelah berjuang sendiri.
Kalau kita simpulkan, hal-hal tadi mudah sekali untuk dijumpai di lingkungan sekitar kita, bukan? Banyaknya jajanan kekinian yang manis dan banyak diantaranya yang mengantri adalah anak-anak muda. Mungkin karena beberapa anak muda atau remaja memiliki prinsip “nikmati aja selagi masih muda” yang justru bisa jadi boomerang ketika menginjak usia 30-40 tahun.
Jadi, perlu kesadaran diri sejak dini untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, serta rutin untuk melakukan medical check up agar dapat terjaga dari risiko terkena penyakit diabetes.